Kanker mulut dapat dikatakan sebagai kanker yang tak banyak diperhitungkan orang. Angka kejadian kanker di Indonesia sendiri belum dapat diketahui dengan pasti. Hanya saja para pakar memperkirakan besarnya kasus kanker mulut di Indonesia mencapai 1,5 hingga 5 persen dari seluruh kanker. Di AS sendiri angka kejadian kanker mulut juga tergolong kecil yaitu 0,7 per 100.000 orang pertahunnya.
Namun bukan berarti kanker ini tak dapat menyerang siapapun karena risikonya tetap besar, terutama bagi perokok, orang yang higiene mulutnya jelek, penderita gigi karies dan kakek-nenek yang masih suka makan susur atau nginang.
Apalagi menurut WHO, jumlah perokok di Indonesia merupakan yang terbanyak ketiga di dunia setelah Cina dan India. Bahkan diperkirakan 4,8 persen dari 1,3 milyar perokok di dunia berasal dari Indonesia.
Untuk mengurangi risiko munculnya kanker mulut, studi terbaru yang dilakukan British Dental Health Foundation menghasilkan rekomendasi konsumsi sayuran bertulang (cruciferous vegetables) seperti brokoli, kecambah, lobak, seledri air dan kol, sedikitnya satu minggu sekali.
Secara rinci, studi yang dipublikasikan dalam jurnal Annals of Oncology ini mengemukakan orang yang makan sayuran ini akan berpeluang lebih kecil untuk terserang kanker mulut (sekitar 17 persen) dibandingkan orang yang tidak makan sayuran sama sekali.
Hasil studi lain yang dilakukan pada tahun 2007 juga menunjukkan bahwa mengonsumsi sayuran bertulang (cruciferous vegetables) dapat mengurangi risiko kanker kandung kemih.
Dr. Nigel Carter OBE, kepala eksekutif dari British Dental Health Foundation pun berharap setiap orang memahami bahwa pola makan yang tidak sehat dan berantakan dapat memberikan pengaruh yang luar biasa bagi kesehatan seseorang, terutama jika dikaitkan dengan kanker mulut.
"Sepertiga kasus kanker mulut diduga ada kaitannya dengan pola makan yang tak sehat. Dengan begitu kami merekomendasikan agar setiap orang berupaya memastikan bahwa pola makan mereka sehat dan seimbang dengan buah-buahan dan sayuran," terang Dr. Carter seperti dilansir dari medicalnewstoday, Jumat (5/10/2012).
"Sejumlah studi lain juga menunjukkan bahwa Omega 3 yang ditemukan pada ikan dan telur dapat membantu menurunkan risiko kanker mulut, begitu juga pada makanan berserat tinggi seperti nasi merah, pasta dari gandum utuh, kacang-kacangan dan biji-bijian," lanjutnya.
Studi ini dirasa sangat penting karena semakin banyak orang yang didiagnosis dengan kanker mulut, tenggorokan dan esofagus. Hal ini dikarenakan tingginya tingkat konsumsi alkohol serta kebiasaan merokok dan pola makan yang buruk di kalangan generasi muda.
Bahkan studi-studi baru menunjukkan peningkatan angka kejadian kanker mulut yang dramatis akibat HPV (human papilloma virus), virus penyebab kanker serviks yang disebarkan lewat hubungan seksual dan seks oral.
0 komentar:
Posting Komentar